Internasional

Pasukan Tentara Belarusia Mulai Latihan Sistem Rudal Nuklir Rusia

Tentara Belarusia mulai berlatih menggunakan sistem rudal Rusia yang mampu membawa nuklir, meningkatkan ketegangan di tengah invasi Ukraina. Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan para tentara Belarusia sedang menjalani latihan mengoperasikan sistem rudal Iskander-M.

“Sistem rudal operasional-taktis Iskander-M sudah dikirim untuk pasukan Belarusia. Pada 3 April, kru Belarusia memulai latihan untuk menggunakannya,” ucap Shoigu pada Selasa (4/4), seperti dilansir AFP. Selain itu, Kementerian Pertahanan Belarusia juga merilis serangkaian foto pasukan berseragam mereka sedang menaiki pesawat militer menuju Rusia.

“Kru unit ini akan belajar detail terkait perawatan dan penggunaan senjata nulir taktis dari sistem rudal Iskander-M,” demikian pernyataan Kemhan Belarusia. Pernyataan itu berlanjut, “Mereka akan mengikuti latihan penuh di salah satu lokasi pelatihan angkatan bersenjata Rusia.” Pelatihan ini digelar setelah Presiden Vladimir Putin mengumumkan bakal mengirimkan senjata nuklir taktis ke Belarusia yang merupakan negara tetangga Ukraina.

Putin mengerahkan senjata nuklir itu untuk merespons laporan yang menyebut Inggris akan mengirimkan amunisi anti tank mengandung uranium kadar rendah. Inggris sudah membantah laporan itu, tapi Putin tetap menganggap laporan itu bahaya sehingga Rusia harus mengerahkan senjata nuklir ke Belarusia. Ia menyatakan pengerahan semacam ini bukan hal asing, terutama jika melihat pergerakan Amerika Serikat di masa lampau.

“AS sudah melakukan ini selama berpuluh tahun. Mereka sudah lama mengerahkan senjata nuklir taktis mereka di wilayah sekutu mereka,” ucap Putin. Putin lantas membeberkan bahwa Rusia siap mempersenjatai 10 pesawat Belarusia dengan senjata nuklir yang bakal dikerahkan. Mereka akan mulai melatih kru pesawat pada 3 April mendatang.

Lebih jauh, Putin mengungkap pembangunan fasilitas khusus untuk menampung senjata nuklir taktis di Belarusia diproyeksikan rampung pada 1 Juli. Tak lama setelah Putin mengumumkan rencana ini, sejumlah pihak Barat langsung buka suara. NATO bahkan menyebut retorika Putin itu berbahaya. “Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tak bertanggung jawab. NATO waspada dan kami memantau ketat situasi,” ujar juru bicara NATO, Oana Lungescu, seperti dikutip AFP.

Baca Juga:  Tiga Mayat Tahanan Yang Digantung Ditemukan Di Penjara Ekuador