Kecerdasan Buatan Makin Canggih, Ingat Pesan Dari Hawking

Di saat kecerdasan buatan makin canggih, fisikawan Inggris Stephen Hawking sempat mengingatkan soal ancaman AI terhadap peradaban manusia. Hawking sendiri dikenal dengan kursi roda dan suara robotiknya yang dibantu AI buatan Intel usai menderita penyakit neuron motorik yang mirip dengan amyotrophic lateral sclerosis (ALS) yang membuatnya lumpuh dan tidak dapat berbicara.

“Pengembangan kecerdasan buatan secara penuh bisa berarti akhir umat manusia,” kata Hawking kepada BBC pada Desember 2014. Pernyataan itu sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang sistem sintesis suara AI baru yang telah digunakan Hawking. Peringatan Hawking itu juga menggemakan ucapan miliarder Elon Musk, dikutip dari LiveScience, yang menyebut AI sebagai “ancaman eksistensial terbesar” manusia.

Hawking melanjutkan bahwa bentuk primitif dari kecerdasan buatan yang dikembangkan saat itu telah terbukti sangat berguna. Namun, dia tetap khawatir terhadap konsekuensi dari menciptakan sesuatu yang dapat menandingi atau melampaui manusia.

“[AI] itu akan lepas landas dengan sendirinya, dan mendesain ulang dirinya dengan kecepatan yang terus meningkat,” ungkap dia, yang meninggal pada 14 Maret 2018 itu. “Manusia, yang dibatasi oleh evolusi biologis yang lambat, tidak dapat bersaing, dan akan tergantikan,” cetusnya. Merespons peringatan dari tokoh-tokoh penting dunia sains dan teknologi itu, sejumlah pakar memaparkan risiko sekaligus keuntungan dari AI.

“Karena potensi AI yang besar, penting untuk meneliti bagaimana memanfaatkannya sambil menghindari potensi jebakan,” tulis para ilmuwan dalam surat yang diterbitkan secara online pada 11 Januari 2015 oleh Future of Life Institute, sebuah organisasi nirlaba dengan misi mengurangi ancaman eksistensial terhadap kemanusiaan.

Namun, banyak peneliti AI mengatakan manusia tidak mampu mengembangkan AI yang kuat. “Kami berpuluh-puluh tahun lagi dari teknologi apa pun yang perlu kami khawatirkan,” kata Demis Hassabis, seorang peneliti kecerdasan buatan di Google DeepMind.

Baca Juga:  Apple Watch Series 6 Yang Dirancang Menyesuaikan Kondisi COVID 19

Rollo Carpenter, pencipta Cleverbot, percaya AI akan banyak menyelesaikan masalah manusia. “Saya percaya kami akan tetap bertanggung jawab atas teknologi untuk waktu yang lama dan potensinya untuk menyelesaikan banyak masalah dunia akan terwujud,” kata dia.

Sembilan tahun usai ucapan Hawking itu, ChatGPT mulai hadir dengan berbagai ‘kecerdasannya’, mulai dari sekadar menjawab pertanyaan sederhana soal definisi gempa bumi, menulis puisi ala Chairil Anwar, hingga mengerjakan tes kedokteran dan pengacara. Salah satu dampak kehadirannya adalah menggantikan sejumlah tenaga kerja manusia.

Tinggalkan Balasan