Bantuan militer untuk Ukraina yang dihentikan mungkin akan mengalir lagi

Bantuan militer untuk Ukraina yang dihentikan mungkin akan mengalir lagi

bengkelsastra.com – Bantuan militer dari Amerika Serikat untuk Ukraina yang sebelumnya dihentikan sementara, kemungkinan besar akan kembali dilanjutkan. Sinyal ini muncul setelah sejumlah pertemuan tingkat tinggi dijadwalkan berlangsung di Italia dan Kyiv dalam sepekan ke depan, menurut sumber yang terlibat dalam perencanaan.

Pertemuan tersebut akan mempertemukan utusan khusus Presiden Donald Trump untuk Ukraina, Keith Kellogg, dengan Menteri Pertahanan Ukraina, Rustem Umerov. Diskusi dipastikan akan menempatkan bantuan militer sebagai topik utama, di tengah intensitas serangan terbaru Rusia yang menargetkan wilayah sipil dengan rudal dan drone dalam skala besar.

Ukraina Desak Bantuan Sistem Pertahanan Udara dan Amunisi Presisi

Pemerintah Ukraina memandang pengiriman kembali sistem pertahanan udara dan amunisi presisi sebagai hal mendesak. Sejumlah serangan udara Rusia dalam dua minggu terakhir telah menimbulkan korban sipil yang besar dan merusak infrastruktur penting di Kyiv dan sekitarnya.

Menurut informasi yang diperoleh bengkelsastra.com, Amerika Serikat sudah memberi isyarat akan mengirim kembali sejumlah perlengkapan teknik dan kendaraan lapis baja. Namun, belum ada kepastian waktu mengenai pengiriman tersebut.

Presiden Trump pun memberikan pernyataan terbuka kepada media awal pekan ini. Ia mengonfirmasi bahwa lebih banyak senjata akan dikirim, meski belum merinci jenis atau jadwalnya. “Kami harus bantu mereka. Mereka sedang dihantam sangat keras sekarang. Banyak nyawa yang melayang,” katanya kepada wartawan.

Pertemuan di Roma dan Kyiv Jadi Momen Penentu

Pertemuan pertama antara Keith Kellogg dan Rustem Umerov dijadwalkan berlangsung di Roma dalam forum konferensi bantuan internasional. Setelah itu, kedua pejabat akan melanjutkan pembicaraan di Kyiv. Meskipun awalnya pertemuan ini tidak secara khusus membahas bantuan militer, eskalasi konflik membuat isu tersebut menjadi prioritas utama.

Pihak juru bicara Kellogg, Morgan Murphy, mengatakan bahwa agenda pertemuan di Kyiv sudah disusun sebelum kabar penghentian pengiriman senjata muncul ke publik. Namun dinamika yang berkembang memaksa pihak AS untuk meninjau ulang keputusan sebelumnya.

Penundaan Bantuan Kejutkan Ukraina dan Sekutu Barat

Penghentian sementara pengiriman senjata pekan lalu, terutama sistem pertahanan udara seperti rudal Patriot dan amunisi presisi lainnya, mengejutkan banyak pihak. Ukraina tidak mendapat pemberitahuan sebelumnya, dan sejumlah sekutu AS di Eropa ikut mempertanyakan arah kebijakan Washington terhadap konflik ini.

Baca Juga:  Pasukan Elit Rusia Membunuh Puluhan Tentara Ukraina

Beberapa jenis senjata yang masuk dalam daftar penundaan mencakup 8.400 peluru artileri kaliber 155mm, 142 rudal Hellfire, serta 252 peluru sistem roket berpemandu jarak jauh. Namun yang paling krusial adalah 30 unit rudal Patriot yang dirancang untuk menjatuhkan rudal dan drone Rusia.

Rob Lee, analis militer dari Foreign Policy Research Institute, mengatakan bahwa sistem Patriot sangat dibutuhkan karena volume serangan udara Rusia meningkat pesat. Menurutnya, kemampuan Ukraina untuk bertahan dan memproduksi senjata sendiri sangat tergantung pada dukungan sistem pertahanan udara.

Trump Sebut Percakapan Terakhir dengan Zelenskyy “Paling Produktif”

Presiden Trump juga melakukan percakapan telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy beberapa hari lalu. Dalam keterangan kepada pers, Trump menyebut pembicaraan itu sebagai yang “paling produktif” sepanjang hubungan mereka.

“Ya, kami mungkin akan kirim lebih banyak rudal Patriot. Ukraina butuh sesuatu karena mereka sedang digempur habis-habisan,” kata Trump saat ditanya soal kemungkinan pengiriman ulang sistem pertahanan tersebut.

Menariknya, percakapan Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin yang terjadi sehari sebelumnya justru berlangsung tidak menyenangkan. Trump mengaku kecewa karena Putin terlihat tak menunjukkan tanda-tanda akan mengurangi intensitas serangan.

Gedung Putih: Ini Hanya ‘Pause’, Bukan Penghentian Permanen

Juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt menyampaikan bahwa penundaan bantuan senjata tidak bersifat permanen. Ia menyebutnya sebagai bentuk jeda evaluasi agar setiap pengiriman senjata benar-benar sesuai dengan kepentingan militer Amerika dan keamanan pasukannya.

“Ini adalah jeda untuk meninjau dan memastikan bahwa semua yang dikirim benar-benar penting dan strategis,” ujar Leavitt kepada awak media.

Sementara itu, data resmi Ukraina mencatat bahwa dalam seminggu terakhir Rusia meluncurkan lebih dari 1.270 drone, 39 rudal, dan 1.000 bom glide ke berbagai wilayah. Serangan ini menyebabkan setidaknya 11 warga sipil tewas dan melukai lebih dari 80 lainnya, termasuk anak-anak.

Penutup

Masa depan bantuan militer Amerika ke Ukraina tampaknya akan sangat dipengaruhi oleh hasil pertemuan diplomatik pekan ini. Di tengah meningkatnya tekanan publik dan serangan dari Rusia, keputusan Washington akan berdampak besar pada kemampuan Ukraina untuk bertahan dan menyerang balik.

bengkelsastra.com akan terus memantau perkembangan dan menghadirkan informasi terbaru seputar dinamika hubungan militer antara AS dan Ukraina.

Back To Top