Nasional

Warga Yang Terkena Covid Tak Lagi Dibiayai Pemerintah Saat RI Masuki Masa Endemi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan bahwa Indonesia akan memasuki masa pandemi Covid-19 dalam waktu dekat. Memasuki masa endemi, pemerintah tidak membayar warga yang terjangkit Covid. Hal itu diungkapkan Jokowi dalam Rapimnas Barisan Relawan Jalan Perubahan (Bara JP) di Hotel Salak, Kota Bogor, Jawa Barat, Minggu (18/6/2023). Jokowi mengatakan periode penyakit ini akan terjadi dalam satu atau dua minggu ke depan. “Satu atau dua minggu lagi kita umumkan sudah masuk krisis. Hati-hati kalau sudah masuk endemik, kalau kena COVID-19 bayar,” kata Jokowi.

Jokowi kemudian mengatakan bahwa penanganan wabah Covid merupakan tugas tersulitnya selama hampir 10 tahun menjadi presiden. Faktanya, epidemi itu tidak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya.

“Tentu kita tidak tahu kapan berakhir, bagaimana berakhir dan berapa lama, berapa bulan, berapa tahun, kita tidak tahu,” jelasnya. Menurut Jokowi, keberhasilan dalam memerangi penyakit COVID-19 merupakan hal yang patut disyukuri. Ia kembali mengenang masa-masa sulit di awal pandemi COVID-19. “Kita ingat awal kita berebut masker di seluruh negeri, harganya mencapai Rp 500.000, kita beli obat sampai naik 20 sampai 30 kali lipat, kita juga beli vaksin.

Jokowi akan mengumumkan akhir pemerintahan. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan Jokowi akan mengumumkan kebijakan baru penanganan Corona. “Nanti Presiden yang akan mengumumkan terserah dia.” Sebelumnya, saya berbicara dengan Presiden tentang situasi epidemi saat ini. Seperti apa negara-negara G20 lainnya, seperti apa ASEAN. Kemudian, proses politik akan berlangsung. Dia berjanji akan mengumumkannya sendiri pada waktu yang tepat,” kata Budi, Selasa (13/6).

Meski Indonesia akan dimasuki virus Corona, Budi menyebut virus tersebut tidak akan hilang. Ia mengatakan, dalam menghadapi Corona saat itu, masyarakat setempat juga tertarik bagaimana cara mengelolanya untuk menjaga kesehatan mereka sendiri.

Baca Juga:  Heboh Pria Yang Mengalami Obesitas 300 KG Dievakuasi Menggunakan Forklift

“Yang pertama adalah virusnya tidak hilang, masih ada, jadi kita harus belajar bagaimana virus itu hidup. Sama halnya kita belajar hidup dengan penyakit menular lain, misalnya malaria, BD, TBC, itu masih ada,” ujarnya.

Budi mengatakan fasilitas kesehatan siap menangani pasien COVID-19. Ia mengatakan, masyarakat yang tinggal di sana juga paham apa yang harus mereka lakukan untuk mencegah atau apa yang harus mereka lakukan ketika terjangkit Corona.

“Oleh karena itu, mereka harus tahu bagaimana penyakitnya, bagaimana menghindarinya, misalnya mencuci tangan, kemudian yang tidak terpapar memakai masker. Itu bisa dilakukan. Setelah yang kedua, harus tahu apa pemantauannya, tes antigenik sekarang tersedia, tes genomik sudah tersedia, itu bisa digunakan, kemudian, jika sampel pasien diukur suhunya menggunakan termometer, maka bisa terekam, jadi kami tahu cara mengecek atau mendeteksinya,” ujarnya. Pemerintah telah menyetujui obat-obatan yang dapat digunakan pasien Corona. Menurutnya, obat tersebut juga tersedia di apotik.