Nasional

Seorang Pengamen Tewas Ditusuk Prajurit TNI Yang Sedang Mabuk Di Senen

Penyanyi dangdut keliling (sayang), David (23) ditemukan tewas bersimbah darah di pinggir jalan di kawasan Senen, Jakarta Pusat. Setelah dilakukan penyelidikan, seorang prajurit TNI AD, Prajurit J. menuduh David menikamnya. Peristiwa berdarah itu terjadi pada Kamis pagi (8/6). David ditemukan tewas dan mereka meratapi dia. Polisi TKP (TKP) sedang menyelidiki insiden tersebut. Dalam waktu 24 jam setelah penyerang ditangkap, dia menjadi tentara Indonesia.

Prajurit TNI itu dikabarkan mabuk. Sekarang dirawat di Pomdam Jaya. Pomdam Jaya buka-bukaan soal Pratu J. Pomdam Jaya menyebut Pratu J diduga dalam pengaruh miras saat kejadian. “Dia diduga mabuk dan berselisih paham dengan pengemudi,” kata Kol. kata Cpm Danpomdam Jaya Irsyad Hamdie Bey Anwar saat dihubungi wartawan, Kamis (8/6). Hal senada diungkapkan Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komaruddin. Komarudin mengatakan Pratu J pernah minum-minum di Kota Tua sebelumnya.

“Berdasarkan keterangan banyak saksi, mereka minum-minum di sana (Kota Tua),” kata Komarud. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komaruddin mengatakan, petugas polisi yang sedang berpatroli saat itu melihat kerumunan orang di sana. Ketika mereka diperiksa, ditemukan bahwa mereka mengumpulkan darah orang yang terbunuh. “Kami mewawancarai empat saksi, teman-teman mereka yang dijaga di Senen saat itu, mereka melihat orang-orang berkumpul. Ada orang berlumuran darah kalau ada rekannya,” kata Komaruddin, Kamis (8/6).

Orang tersebut meninggal akibat luka di bagian dada. Polisi masih menyelidiki. “Luka korban ada di dada sebelah kanan. Penyebabnya adalah jenis senjata yang ditemukan penyidik ​​nanti,” jelas Komarud. Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komaruddin mengatakan, sebelumnya Pratu J dan rekannya berada di Kota Tua, Jakarta Barat. Saat itu, korban yang sedang mengendarai mobil juga sedang bekerja di sana. Pratu J meminjam pengeras suara yang dibawa korban.

Baca Juga:  Presiden Jokowi Bersama Keluarga Mudik Ke Solo

“Rombongan ini (Pratu J) yang berjumlah 5-6 orang berada di kawasan Kota Tua. Para korban membawa kamar mandi ke jalan. Pelaku dan teman-temannya melakukan kontak dengan korban dan menggunakan musik (sistem PA) untuk berpergian bersamanya,” kata Komarudin saat dihubungi, Kamis (8/6). Saat itu, korban sedang mengumpulkan harta benda dari Pratu J dkk. Namun, Pratu J mengaku tidak punya uang dan ingin mengambil uang tersebut dari ATM. “Sekitar jam 05.00 mereka diingatkan bahwa ada azan subuh, jadi mohon dituntaskan. Keduanya menuju ATM dengan sepeda motor, disusul korban disusul Kramat Raya menuju TKP,” jelasnya.

Karena tidak berhenti, korban melewati pelaku dan menerima uang sewa. Alih-alih membayar, muncul pertengkaran di antara keduanya yang berujung pada penusukan. “Saat tiba di TKP, korban sudah banyak tanya dan ATM banyak yang penuh, tapi kenapa tidak berhenti? Setelah itu terjadi adu mulut dan ditusuk,” jelasnya.