Nasional

Selama Kekuasaan Jokowi Ini Resufle Terburuk

bengkelsastra – Presiden Dewan Nasional SETARA Institute Hendardi menilai perubahan peringkat terakhir Indonesia Maju merupakan manifestasi politik terburuk di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Pemilihan menteri dan wakil presiden serta dua pejabat Wantimpres ini merupakan salah satu perubahan politik terburuk Jokowi di akhir masa jabatannya,” kata Hendardi dalam keterangannya, Selasa (18/7). Hendardi menilai orang nomor satu di Indonesia belum bisa dijadikan Menkominfo lebih dari Johnny G Plate dan tidak memiliki kewenangan di bidangnya.

“Daripada mencari menteri yang berkompeten dan berintegritas sebagai penghambat pemimpin sebelumnya, Jokowi mencontohkan ada yang tidak memiliki kemampuan atau pengalaman di bidang yang penting bagi Kementerian Komunikasi dan Informatika,” ujarnya. Menurut Hendardi, orang-orang yang ditunjuk presiden untuk mengisi jabatan di pemerintahan saat pergantian jabatan merupakan satu-satunya wakil dari partai Jokowi.

“Aktor yang mengambil posisi baru adalah Jokowi yang mengulurkan tangan dan memasukkan keinginan pribadi atau kelompoknya. Dan bukan representasi dari partai bersatu yang dianggap positif,” katanya.

Ia menilai, transformasi jabatan Jokowi bukan untuk menghabiskan sisa waktunya dalam kerja membangun keadilan dan kesejahteraan rakyat, melainkan hanya menjaga modal politik dan infrastruktur. “Untuk pilkada, sebagai jembatan kekuasaan partai Jokowi, termasuk perlindungan kekuasaan politik keluarga.

Kewenangan Jokowi dilaksanakan secara legal dan tidak membawa keuntungan apapun bagi negara.” dia berkata. Padahal, menurut Hendardi, kekuatan Jokowi bisa diterapkan dan diperoleh melalui suara publik dalam pemilihan umum.

Ia menilai Jokowi sedang merencanakan sesuatu selain keluarga dan politik. “(Jokowi) tidak hanya bekerja keras mempersiapkan anak-anaknya untuk mengejar berbagai ambisi kekuasaan, tetapi juga mempersiapkan orang tua interpol yang dapat dijadikan pelindung setelah masa jabatannya habis,” kata Hendardi.

CNNIndonesia.com telah menghubungi Kepala Kantor Staf Ahli Kantor Staf Kepresidenan (KSP) Ali Mochtar Ngabalin dan staf khusus Menteri Sekretaris Negara Faldo Maldini, untuk mengklarifikasi kritikan SETARA, namun korban belum menanggapi. Dalam pergantian itu, Jokowi melantik menteri baru, lima wakil menteri (wamen) dan dua anggota penasihat presiden (wantimpres) di Istana Negara.

Baca Juga:  Hebih Seorang Pria Tega Bunuh Istrinya Dengan Menyewa 2 Eksekutor Di Sulawesi Barat

Ketua Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi kemarin dilantik di Istana sebagai Menteri Komunikasi dan Media menggantikan Johnny G Plate yang tersandung kasus. Kemudian Paiman Raharjo diangkat menjadi Wakil Walikota Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT Wamendes) menggantikan Budi Arie.

Kemudian, Nezar Patria menjabat sebagai Wakil Direktur Komunikasi dan Media, dan Pahala Mansury menjadi Wakil Direktur Luar Negeri. Selain itu, wakil presiden Rosan Roeslani dan lembaga publik, Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki menggantikan Zainut Tauhid Sa’adi.

Selain wakil kabinet, pada hari yang sama Jokowi melantik dua anggota Dewan Pertimbangan (Wantimpres), yakni Djan Farid dan Gandi Sulistiyanto. Jokowi, usai pergantian di Istana kemarin, tak tahu kenapa memilih Budi Arie sebagai Menteri Komunikasi dan Informatika.

Jokowi hanya mengatakan jika pemerintah hanya memiliki waktu satu setengah tahun, Kominfo harus melanjutkan pembangunan menara BTS. “Kurang dari satu setengah tahun, jadi saya minta Kominfo selesaikan dulu perawatan BTS, silakan sistem hukum, kita hormati sistem hukum,” kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/7). ).

Jokowi tidak mau proyek itu terbengkalai karena menyangkut proyek untuk daerah 3T (perbatasan, perdesaan, dan tertinggal). Menurutnya, menyelesaikan proyek ini merupakan tugas yang berat bagi Budi.

Budi Arie akan menyusul Nezar Patria sebagai wakil presiden. Jokowi mengatakan, Nezar memiliki pengalaman di bidang media dan publik, sehingga berharap bisa membantu Budi.

Budi Arie sendiri mengaku menerima hasil kerja Menkominfo dan bertanggung jawab penuh karena merupakan undang-undang dan amanah dari Presiden. “Padahal kita tentara, kita bidak, siap kemana-mana.

Kita bidak, maju terus begini. Yang jelas kami siap dan bertekad untuk bekerja dan tetap aman karena kami amanah khusus dan tidak akan mengecewakan Presiden Joko Widodo,” kata Budi dalam keterangan tertulisnya, dalam wawancara dengan CNN Indonesia TV di Kompleks Ligamas Indah. , Pancoran., Jakarta Selatan, Senin (17/7).