Nasional

Satpam Masjid Syeikh Zayed Tidak Jadi Dipecat Berkat Gibran Turun Tangan

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka berjanji akan menuntaskan isu pemecatan PT Arsa terhadap satpam Masjid Raya Syech Zayed Solo berinisial ES. Dia meyakinkannya bahwa perusahaan yang keluar akan membawa kembali ES lagi. “Tidak sampai dipecat. Tenang saja,” ujarnya kepada Kota Solo, Senin (19/6). Putra Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) itu mengatakan telah bertemu dengan pihak-pihak yang terlibat dalam masalah tersebut. Selain Takmir Masjid Sheikh Zayed Solo, dirinya juga mendapat informasi dari PT Arsa selaku penyedia jasa terkait kasus ini. Menurut informasi yang diterima Gibran, ES rencananya akan mendapat tugas lain setelah direkrut kembali oleh PT Arsa. Namun, ES menolak tawaran tersebut. Dia ingin terus bekerja sebagai satpam seperti sebelumnya.

“Ya (ditransfer). Bagaimana selesainya (saya akan menyelesaikannya). Itu urusan orang lain,” ujarnya. Uni Emirat Arab (UEA) menunjuk langsung PT Arsa sebagai penyedia outsourcing untuk Masjid Agung Sheikh Zayed Solo. Perusahaan memberikan layanan keamanan, pembersihan, pemeliharaan, dan pertamanan ke masjid, hadiah dari Putra Mahkota UEA dan Jokowi. Diakui Gibran, selama ini banyak pekerja keluar yang mengeluhkan manajemen PT Arsa. Dia mengatakan manajemen perusahaan akan diselidiki. “Manajemen harus diusut. Kemarin banyak laporan teman-teman masuk PT Arsa,” ujarnya. Sebelumnya, ratusan pekerja PT Arsa kabur dari Masjid Raya Sheikh Zayed Solo dan mulai bekerja pada Sabtu (17/6).

Acara tersebut diselenggarakan sebagai bentuk solidaritas terhadap ES yang dipecat oleh PT Arsa karena menerima tip sebesar Rp 5.000. ES sendiri mengaku mendapatkan pekerjaan lain di PT Arsa. Hanya saja dipindahkan ke tempat lain. Pesan terakhir suruh login lagi tapi tetap kantor PT Arsa, bukan masjidnya,” ujarnya melalui pesan singkat. Dia menolak memberikannya karena dia menyukai rekan-rekannya yang sedang mengerjakan pekerjaan itu. Mereka meminta ES untuk mengerjakan kembali Masjid Sheikh Zayed Solo.

Baca Juga:  Seorang Ibu Penjual Jasa Tukar Uang Baru Di Pinggir Jalan Pingsan Usai Dirampok

“Saya mengapresiasi perjuangan teman-teman yang menginginkan saya bekerja di masjid lain. Bukan di kantor Arsa,” katanya. ES mengaku, begitu mendapat informasi, video itu dibuat oleh seseorang. Video itu kemudian sampai ke samping PT Arsa.

“Ketika video itu sampai ke manajemen, di hari yang sama, saya langsung dipecat,” katanya. Menurutnya, hingga saat ini para pegawai dilarang meminta nasehat kepada jamaah atau pengunjung masjid. Namun mereka dilarang menerima tip jika ada tamu yang memberikan tip. “Tidak ada larangan menerima tip dari pengunjung sampai kami memintanya,” ujarnya. Deposit akan dikumpulkan untuk kepentingan pengguna lain. Terkadang manajemen menghargai tip yang dikumpulkan.

“Kalau kita makan dan merokok, pemimpin juga akan menghargainya,” kata ES. Sementara itu, Kepala Operasional Masjidil Haram, Sheikh Zayed Solo Munajat mengatakan, tindakan satpam menerima saran dari pengunjung tidak dianggap sebagai kesalahan fatal. “Karena dari awal tidak ada kesepakatan soal pemberian nasehat. Mereka bukan dikejar oleh pengurus tapi oleh pedagang,” ujarnya merujuk pada satpam masjid yang dikutip Antara.

Menurut dia, pihak wali masjid diminta bertindak sebagai mediator soal pemecatan satpam yang mendapat nasehat karena terlihat dekat dengan satpam. . “Kita dekat dengan buruh, mereka bilang ke pemerintah untuk dibenahi. Kalau ada kesalahan, kalau kecil akan kita perbaiki,” ujarnya. Ia mengatakan Masjid Agung Sheikh Zayed sudah lama tidak berdiri, sehingga wajar jika masih ada hal yang perlu diperbaiki dalam pengelolaannya. “Dosa (kesalahan) itu wajar, yang penting ada niat untuk menyelesaikannya. Kami meminjam di antara mereka,” katanya.