Internasional

Ratusan Warga India Meninggal Akibat Mengalami Suhu Panas Ekstrem

India sedang mengalami panas yang ekstrim saat ini. Akibatnya, tercatat 170 kematian. Rumah sakit mulai bekerja keras untuk mengatasi peningkatan jumlah pasien yang tiba-tiba. Dua negara bagian yang paling banyak melaporkan kasus adalah Uttar Pradesh dan Bihar. Kementerian Kesehatan menggelar rapat pada Rabu (21/6/2023) dan banyak pekerja dari daerah yang saat ini mengalami demam tinggi. Pemerintah federal menunjukkan kurangnya informasi yang akurat di lapangan dan mendesak Amerika Serikat untuk berbagi data lapangan tentang gelombang panas, termasuk kematian dan rawat inap. “Ini akan membantu untuk melakukan penyelidikan menyeluruh atas situasi tersebut,” kata Menteri Dalam Negeri Nityanand Rai dalam pertemuan yang dilansir The Hindu, Kamis (22/6/2023).

Dia lebih lanjut menekankan perlunya India untuk bertindak sesegera mungkin setelah beberapa negara bagian menerima peringatan dari Departemen Meteorologi India (IMD). Nityanand Rai berkata, “Pada waktunya, kemajuan dan perluasan masyarakat dan tindakan pencegahan akan membantu mengurangi dampak parah dari panas ekstrem.” IMD sebelumnya mengatakan bahwa wilayah utara India dikenal dengan bulan-bulan musim panas. Suhu maksimum dalam beberapa hari terakhir mencapai 43,5 derajat Celcius.

Karena jumlah kematian yang meningkat, suasana di Rumah Sakit Ballia kini mengingatkan pada kekacauan saat COVID-19 pertama kali muncul di India. Keluarga dan dokter memadati pintu rumah sakit, banyak pasien yang membutuhkan pertolongan medis, jalanan berbau pesing, sampah dan limbah medis berserakan, hingga dinding rumah sakit berserakan daun sirih.

Apalagi sekarang dengan listrik padam, AC di unit-unit rumah sakit tidak berfungsi dengan baik karena listrik padam. Ruangan itu sangat panas sehingga para pasien harus disemprot dengan kertas untuk menyeka keringat mereka. “Semua staf kami telah berada di sini selama tiga hari berturut-turut dan terlalu banyak bekerja,” kata ahli bedah Dr Aditya Singh kepada AP News, Selasa (20/6).

Baca Juga:  Jet Tempur Moskow Hampir Tembak Jatuh Pesawat Inggris