Bisnis

Rahasia Dari ‘Oracle of Omaha’ Warren Buffett Yang Kaya Raya

Investor terkenal Warren Buffett terkenal sebagai investor terbaik dalam sejarah hingga dijuluki “Oracle of Omaha”. Meski piawai bermain saham, ternyata pria ini masih menjunjung tinggi uang tunai! Julukan The Oracle of Omaha muncul karena Buffett membesarkan firma konglomerasinya di Omaha, Nebraska, Amerika Serikat. Buffet pun tak pernah ragu untuk memberikan wawasan soal filosofi investasinya ke masyarakat.

Ditambah lagi, kepemilikan saham atau portofolionya dapat diakses semua orang kapan saja lewat fitur pelacak portofolio di laman Bengkelsastra.com. Meski melaksanakan transaksi saham, ternyata Buffet mengaku ia masih menyimpan uang tunai dalam jumlah besar setiap saat. Alasannya adalah tak lain karena uang tunai bisa membantu investasi seseorang.

“Sehingga kita dapat menahan kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dan cepat meraih akuisisi atau peluang investasi,” ungkap Buffet dilansir dari The collegeinvestor.com pada Jumat, (31/3/2023). Pentingnya uang tunai ini juga ditegaskan Buffet dalam suratnya tahun 2011 kepada pemegang saham, Buffett mencetak ulang catatan dari kakeknya dari tahun 1939

“Saya telah mengenal banyak orang hebat yang pada suatu saat menderita dalam berbagai cara hanya karena mereka tidak memiliki uang tunai. Saya harap itu tidak pernah terjadi pada Anda,” kata dia. Buffet menasehati, uang tunai diperlukan untuk dana darurat ketika seseorang mengalami hal-hal yang tidak terduga. Di sisi lain, Buffett juga mengusulkan agar investor selalu menaruh uang tunai di rekening sahamnya agar dapat membeli saham saat harganya turun.

“Misalnya, jika Anda memiliki tumpukan uang tunai yang menunggu untuk diinvestasikan ketika krisis keuangan melanda, Anda dapat membeli rendah dan menjual tinggi, meraup untung besar 50% hingga 100% dari investasi Anda,” jelas Buffett. Namun, Buffett menambahkan, bila seseorang hanya memiliki aset yang terikat dalam investasi, ia akan langsung mengalami kerugian besar bila sesaat krisis keuangan melanda.

Baca Juga:  Rupiah Sudah Bisa Bangkit Di Bawah Angka 15.000/US$1