Teknologi

Produk Penemuan NASA Sudah Bisa Dipakai Masyarakat Umum

Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) berperan besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Tak hanya dari sisi ilmu astronomi, NASA seringkali mengungkapkan penemuan-penemuan baru yang membawa perubahan pada kehidupan manusia. Beberapa teknologi yang dikembangkan NASA untuk luar angkasa ternyata dilisensikan kepada sejumlah perusahaan untuk dibuatkan produk.

Penghancur debu

Penemuan bermula saat astronot Apollo NASA tahun 1970-an mengambil sampel kerak bulan untuk dikirim ke Bumi. Untuk mendapat gambaran lebih baik tentang tanah bulan, mereka perlu merancang bor baru untuk mengambil sampel inti. NASA bersama Black & Decker bekerja sama untuk membuat alat.

Mereka harus mengembangkan program komputer demi mengoptimalkan desain mesin bor itu. Akhirnya perusahaan pun terus menggunakan program tersebut dalam produk konsumen baru. Tahun 1979 mereka merilis Dustbuster, sebuah vakum genggam ringan tanpa kabel dibuat berdasarkan prinsip yang sama dengan bor bulan NASA.

Kain pakaian atletik

Kain yang dikembangkan untuk melindungi astronot di luar angkasa, kini menjadi pakaian atletik dan pakaian luar ruangan. Seorang bioengineer di Johnson Space Center meluncurkan merek bernama Techni-Clothes pada tahun 1982 yang menggunakan teknologi pendingin pakaian antariksa. Garis ikat kepala dan celana pendek lari, yang ditujukan untuk pelari, juga menampilkan kecil tempat paket gel pendingin dapat dimasukkan untuk memindahkan panas dari kulit.

Ban tahan dingin

Para kru Apollo 14 tahun 1971 membuat sebuah meja portable menggunakan roda yang disebut Modularized Equipment Transporter. Ban ini kemudian direkayasa oleh Goodyear Tire and Rubber Company untuk Johnson Space Center agar tahan terhadap lingkungan bulan yang keras. Faktanya, ban tersebut masih lentur meski berada pada suhu sekitar minus 126 derajat Celcius.

Baca Juga:  Spesifikasi Smartphone Samsung Galaxy A23 5G Sudah Rilis Di Indonesia

Di Bumi sendiri kala itu menggunakan ban musim panas yang akan kaku dan kehilangan traksi ketika musim dingin. Setelah ban bulan khusus tersebut dikembangkan, Goodyear bersama pabrikan lain mulai mengembangkan ban musim dingin yang tetap lentur meski suhunya minus.

Lensa tahan gores

NASA berhasil membantu menciptakan lensa anti gores yang kebanyakan digunakan pada kacamata. Seorang ilmuwan NASA Theodore J. Wydeven, Jr. pernah bekerja untuk meningkatkan sistem pemurnian air pada pesawat ruang angkasa. Dia juga mengembangkan cara untuk menerapkan lapisan plastik tipis jenis tertentu.

NASA menyadari hal ini membutuhkan pelapis anti gores untuk pelindung helm luar angkasa. Bersama perusahaan kacamata hitam Foster Grant, teknologi ini diterapkan pada lensa plastik. Saat ini lapisan anti gores telah ditetapkan sebagai pelapis kacamata biasa maupun resep.

Sensor CMOS

Penemuan ini banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama pada kamera smartphone. Berawal dari sensor gambar semi-konduktor oksida logam komplementer, atau CMOS, yang telah dikembangkan NASA untuk menangkap gambar berkualitas tinggi di pesawat ruang angkasa. Kemudian seorang insinyur Laboratorium Propulsi Jet NASA bernama Eric Fossum, menyempurnakan kemampuan CMOS selama beberapa tahun.

Kemudian penemuan itu dilisensikan dan bermitra dengan perusahaan seperti Kodak dan Intel untuk membuat sensor khusus yang makin canggih. Ukurannya yang kecil dan kebutuhan daya yang rendah membuatnya sangat cocok untuk ponsel. Tahun 2013, lebih dari 1 miliar sensor gambar CMOS telah diproduksi dan kebanyakan dibawa ke smartphone.