Teknologi

Produk Ispace Milik Perusahaan Jepang Gagal Menorehkan Sejarah Di Bulan

Perusahaan asal Jepang, ispace, telah dipastikan gagal menjadi perusahaan swasta pertama yang berhasil mendarat di Bulan saat ini. Pesawat antariksa bikinannya, Hakuto-R, diduga telah terempas keras dalam upaya pendaratan itu, sesaat sesudah hilang kontak, pada Selasa menjelang tengah malam Waktu Indonesia Barat, 25 April 2023. Saat itu, lewat webcast yang menyertai siaran langsung pendaratan, pendiri dan CEO ispace Takeshi Hakamada mengakui harus berasumsi telah gagal menuntaskan misi pendaratan di Bulan tersebut.

Kegagalan terhadi pada tahapan ke-9 dari 10 yang harus diselesaikan Hakuto-R untuk pendaratan itu. Pada Rabu pagi, pernyataan ispace dari Tokyo mengukuhkan kemungkinan besar Si Kelinci Putih (bahasa Indonesia untuk Hakuto) telah terjun bebas dan rusak. Indikasinya adalah propelan yang tersisa sempat terpantau mencapai batas lebih rendah dan tidak lama setelahnya kecepatan gerak turun pesawat jenis wahana pendaratan di Bulan itu meningkat dengan cepat.

Untuk menemukan sebab dari kegagalan itu, para insinyur ispace masih bekerja pada sebuah analisis detail data telemetri yang didapat hingga akhir dari tahapan misi pendaratan. “Kami akan mengklarifikasi detail setelah menyelesaikan analisis,” kata Hakamada. Kegagalan Hakuto-R dari Jepang membuat rekor belum tergoyahkan. Sejauh ini hanya pesawat-pesawat antariksa milik negara Amerika Serikat, Uni Soviet/Rusia, dan Cina yang sudah berhasil mengirim robot penjelajah mendarat mulus di tetangga terdekat Bumi itu. Upaya pendaratan pada Selasa lalu sejatinya merangkum kerja lebih dari satu dekade ispace.

Dari 2013 sampai 2018, perusahaan yang berbasis di Tokyo itu mengoperasikan Hakuto dalam Google Lunar X Prize, sebuah kompetisi yang menawarkan uang $20 juta kepada pesawat swasta pertama yang berhasil mendaratkan robot penjelajah di Bulan. Hadiah kedaluwarsa pada 2018 tanpa pemenang, tapi ispace melanjutkan mengembangkan pesawatnya, Hakuto-R. Pesawat dibawa ke lokasi peluncuran pada Desember 2022 di mana roket Falcon 9 milik SpaceX sudah siap mengantarnya ke luar angkasa dalam sebuah misi yang disebut ispace sebagai Mission 1 atau M1.

Baca Juga:  Wakil Presiden Google Merasa Kasihan Pada Pengguna iPhone

Hakuto-R mengambil trayek panjang dan berputar sebelum tiba di orbit Bulan pada 20 Maret. Kemudian, pada Selasa lalu, Hakuto-R mulai membuat tahapan untuk turun ke permukaan Bulan. Dia bergerak turun dari ketinggian 100 kilometer via serangkaian manuver yang butuh waktu sejam. Lokasi pendaratan yang dipilih adalah lantai Kawah Atlas selebar 87 kilometer, yang terdapat di kawasan Mare Frigoris (“Sea of Cold”) di sisi terdekat Bulan dengan Bumi. Hakuto-R, menurut telemetri yang disediakan dalam webcast, telah sejak awal disebutkan bertolak dari posisi yang amat baik yakni vertikal.

Tapi sayangnya, semua tak bertahan sampai wahana touch down di atas tanah Bulan. Tenggat waktu pendaratan berlalu tanpa kabar apapun dari Hakuto-R untuk misi pendaratan itu, menuntun tim misi kepada asumsi percobaan telah gagal. Tetap saja, Hakuto-R terus mengirim data ke Bumi selama percobaan pendaratan. “Kami sangat bangga,” kata Hakamada dalam webcast. “Kami sudah menerima banyak hal selama misi pertama ini.”