Nasional

Pendeta Flo Ditemukan Tewas Tergantung Dalam Rumah Pastori Jemaat Di Maluku

Pendeta Flo atau Florensye Selvin Gaspersz ditemukan tewas tergantung di dalam rumah Pastori Jemaat GPM Luang, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD). Kematian Pendeta Flo ini mendapatkan sorotan khusus dari Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga. Dia meminta polisi mengusut kasus ini dengan cepat.

“Saya beserta jajaran Kemen-PPPA, dari lubuk hati kami yang terdalam menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan Almarhum Pendeta Flo. Marilah kita memberikan penghormatan kepada saudari terkasih, almarhumah Pendeta Flo yang telah mendahului kita semua, menghadap kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Marilah kita mengenang semua kebaikan dan pelayanan almarhum semasa hidupnya,” ujar Bintang Puspayoga dalam keterangan tertulis, Minggu (30/4/2023).

Bintang menyebut kematian Pendeta Flo patut menjadi keprihatinan bersama karena dianggap sebagai sosok pelayan gereja, perempuan pemimpin umat. Pendeta Flo juga merupakan ibu dari seorang anak berusia satu tahun. Dia juga turut prihatin atas beberapa kesaksian dan informasi yang mengindikasikan bahwa almarhumah juga merupakan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

“Tragedi Pendeta Flo menjadi titik tolak untuk memperbarui janji kita di hadapan Tuhan, bahwa kita sebagai makhluk yang diutus-Nya untuk bekerja di dunia ini, akan bersungguh-sungguh bekerja keras mengakhiri kekerasan terhadap perempuan dan anak di manapun dan oleh siapapun. Karena itulah, kami percaya pihak Kepolisian Daerah Maluku dan Bareskrim Polri akan bergerak cepat mengungkap kasus ini, agar penyebab kematian almarhumah bisa terungkap lebih jelas. sebab pengungkapan meninggalnya Pendeta Flo menjadi penting selain untuk menghentikan spekulasi publik, juga untuk memperoleh keadilan bagi almarhumah,” kata Menteri PPPA.

Selain itu, Wakil Ketua Komnas Perempuan Olivia Salampessy Latuconsina turut menyampaikan dukacita atas meninggalnya Pendeta Flo yang diindikasi mendapatkan kekerasan semasa hidupnya. Kasus tersebut katanya, juga menjadi catatan penting karena kekerasan dapat terjadi pada siapapun. Selanjutnya, Olivia menyebut bahwa kematian dapat dilihat sebagai bentuk kekerasan tertinggi yang dialami perempuan, baik kematian itu disebabkan secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, kasus tersebut diharapkan dapat menjadi perhatian bersama.

Baca Juga:  Pak Jenderal Luhut Berbisik Ke Pak Jokowi 'Makanan Prajurit TNI Masih Impor'

Dikutip dari situs Humas Polri, Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol M. Rum Ohoirat menjelaskan, pada 29 Maret 2023, Polsek Mdona Heyra, Polres MBD, menerima laporan dari warga telah terjadi peristiwa gantung diri atas nama ibu Pdt. Florensye Selfin Gaspersz. Saat polisi sampai ke TKP, posisi korban telah diturunkan oleh warga. Tali yang digunakan untuk gantung diri pun sudah dipotong. Sebagai gambaran, jarak tempuh ke TKP cukup jauh karena harus menyeberangi tiga pulau yang diperkirakan perjalanannya hampir satu hari

Polda Maluku menyebut awalnya pihak keluarga menolak dilakukan autopsi terhadap Pendeta Flo. Hal ini dikuatkan oleh surat pernyataan penolakan yang ditandatangani oleh orang tua korban dan beberapa saksi lain. Kemudian ada pertemuan antara pertemuan antara polisi dengan keluarga korban yang dikuasakan kepada Aliansi SahabatFlo (ASA-Flo) pada 26 April 2023. Pertemuan itu dihadiri Irwasda, Direktur Reskrimum, Kepala SPKT Polda Maluku, Kepala Rumkit Bhayangkara Ambon, dan Kapolres MBD beserta penyidik.

Setelah pertemuan, Polda Sumut berjanji akan mengusut tuntas kasus ini. Polisi membuka kemungkinan ada proses ekshumasi agar kematian Pendeta Flo dapat terungkap jelas. “Menindak lanjuti pertemuan tersebut pihak Polda Maluku akan melanjutkan penyelidikan kasus korban gantung diri dan dimungkinkan akan dilakukan ekshumasi (penggalian kembali jenazah yang telah dikubur),” ungkapnya.