Internasional

Otoritas Perlindungan Data Italia Memblokir ChatGPT

Chatbot AI ChatGPT menuai ketenaran di seluruh dunia, karena canggih dan bermanfaat, di samping juga menakutkan. Bahkan Italia baru saja melarang ChatGPT yang dibesut perusahaan OpenAI itu. Apa alasan di baliknya? Seperti dikutip Bengkelsastra dari Futurism, otoritas memberlakukan larangan sementara ChatGPT OpenAI di Italia sambil menunggu penyelidikan mengenai privasi data.

Otoritas Perlindungan Data Italia mengumumkan bahwa mereka telah memblokir ChatGPT dan membuka penyelidikan terhadap OpenAI. Mereka cemas terkait cara perusahaan memproses data pengguna setelah terjadi kebocoran data pada bulan Maret menyebabkan kebocoran chatlog pengguna dan informasi kartu kredit.

“Tampaknya tidak ada dasar hukum yang mendasari pengumpulan besar-besaran dan pemrosesan data pribadi untuk melatih algoritma yang menjadi sandaran platform,” demikian pernyataan dari lembaga tersebut. Mereka juga mengutip kegagalan nyata OpenAI untuk mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR), undang-undang privasi Uni Eropa yang membatasi kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan data tentang penduduk Uni Eropa.

Ini adalah kali kedua dalam beberapa bulan terakhir regulator privasi data Italia menjegal layanan AI. Di awal Februari, lembaga yang sama melarang aplikasi pendamping chatbot AI, Replika, karena dianggap sebagai praktik pengumpulan data yang tidak benar. ChatGPT memang tengah disorot terkait berbagai macam masalah. Belum lama ini, Elon Musk serta sekelompok ahli kecerdasan buatan (AI) dan eksekutif industri meminta pengembangan dan pelatihan model AI terbaru ditunda.

Lewat sebuah surat terbuka, Musk dkk ini meminta model AI yang lebih canggih dibanding GPT-4 itu pelatihannya ditunda selama enam bulan. Alasannya? Berpotensi bahaya untuk manusia dan masyarakat. Surat terbuka itu dibuat oleh lembaga non profit Future of Life Institute, dan ditandatangani oleh lebih dari 1000 orang, termasuk Musk, CEO Stability AI Emad Mostaque, peneliti DeepMind milik Alphabet, serta pakar AI Yoshua Bengio dan Stuart Russel.

Baca Juga:  Sebuah Pesawat Mendarat Darurat, Sebab Ular Kobra Merayap Di Kokpit