bengkelsastra.com – Pernahkah kamu merasa waktu berjalan sangat cepat saat dewasa? Sehari terasa seperti beberapa jam, dan sebelum kamu sadar, seminggu atau bahkan setahun sudah berlalu. Saat kecil, satu hari bisa terasa begitu panjang. Tapi seiring bertambahnya usia, waktu seolah melesat tanpa ampun. Apa sebenarnya yang membuat kita merasakannya seperti itu?

Para ilmuwan telah mencoba menjawab pertanyaan ini, dan ternyata sains punya penjelasan logisnya.

1. Otak Memproses Waktu Secara Relatif

Peneliti menemukan bahwa otak memproses waktu berdasarkan jumlah pengalaman baru yang kamu alami. Saat kamu masih kecil, dunia dipenuhi hal-hal baru: sekolah pertama, teman baru, pengalaman pertama kali bermain hujan, dan sebagainya. Otak bekerja keras merekam semua itu, sehingga waktu terasa “penuh” dan lebih panjang.

Sebaliknya, saat kamu dewasa, rutinitas harian membuat otakmu merasa tidak ada yang benar-benar baru. Karena itu, otak mencatat lebih sedikit peristiwa, dan waktu terasa berjalan lebih cepat.

2. Perbandingan Umur

Sains juga menunjukkan bahwa persepsi waktu bergantung pada proporsi usia. Misalnya, satu tahun untuk anak berusia 5 tahun adalah 20% dari hidupnya. Tapi satu tahun untuk orang berusia 40 tahun hanya 2,5%. Otak secara tidak sadar menggunakan proporsi ini untuk mempersepsikan lamanya waktu.

3. Fokus dan Kesibukan

Kamu juga memproses waktu lebih cepat saat sibuk. Saat tenggelam dalam pekerjaan, otak tidak punya waktu untuk menyadari detik demi detik yang lewat. Akibatnya, waktu terasa seolah “menghilang”. Inilah yang sering membuat orang dewasa merasa akhir pekan selalu datang dan pergi terlalu cepat.

Waktu Tak Berubah, Tapi Otak Kita yang Berbeda

Waktu tetap berjalan sama. Namun, otakmu mengalaminya secara berbeda seiring bertambahnya usia. Maka dari itu, cobalah memperlambat hidupmu dengan menikmati hal-hal kecil, mencoba sesuatu yang baru, dan memperhatikan momen—agar waktu kembali terasa berarti, seperti saat kamu masih kecil.