BENGKELSASTRA.COM – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali mencuri perhatian dunia dengan rencananya untuk membangun 10 reaktor nuklir baru dalam lima tahun ke depan. Langkah ambisius ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan energi nasional dan memenuhi kebutuhan listrik yang terus meningkat, terutama untuk mendukung pusat data dan kecerdasan buatan (AI).
Latar Belakang dan Tujuan Pembangunan
Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan energi di AS melonjak tajam seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi seperti AI dan pusat data. Trump menyatakan bahwa untuk memenuhi kebutuhan ini, AS harus mengandalkan sumber energi yang bersih, andal, dan domestik. Nuklir, menurutnya, adalah solusi yang tepat karena mampu menyediakan pasokan listrik stabil tanpa emisi karbon.
Strategi dan Teknologi yang Digunakan
Perusahaan seperti Holtec International dan X-energy telah menunjukkan komitmen mereka dalam mengembangkan SMR di AS. Holtec berencana membangun dua SMR-300 di Palisades, Michigan, pada tahun 2030, dan menargetkan total kapasitas 10 GW di seluruh Amerika Utara pada dekade 2030-an. Sementara itu, X-energy berencana membangun hingga 12 reaktor Xe-100 di Benton County, Washington, dengan total kapasitas 960 MW.
Langkah Regulasi dan Kebijakan
Untuk mewujudkan rencana ini, Trump telah menandatangani beberapa perintah eksekutif yang bertujuan untuk mempercepat proses perizinan dan pembangunan reaktor nuklir.
Tantangan dan Kontroversi
Meski mendapat dukungan dari industri nuklir, rencana ini menuai kritik dari berbagai pihak. Beberapa ahli khawatir bahwa pelonggaran aturan keselamatan dapat meningkatkan risiko kecelakaan nuklir. Ernest Moniz, mantan Menteri Energi AS, menilai bahwa intervensi Gedung Putih dalam proses perizinan dapat melemahkan independensi NRC dan menurunkan standar keselamatan.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Selain itu, dengan menggantikan pembangkit listrik berbahan bakar fosil, proyek ini dapat mengurangi emisi gas rumah kaca dan membantu AS mencapai target netral karbon. Namun, isu pengelolaan limbah radioaktif dan potensi dampak lingkungan dari pembangunan reaktor tetap menjadi perhatian yang harus ditangani dengan serius.
Kerja Sama Internasional
Rencana Trump juga membuka peluang bagi kerja sama internasional, terutama dengan negara-negara yang tertarik mengembangkan energi nuklir. Misalnya, Trump dan Perdana Menteri India, Narendra Modi, sepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi nuklir, termasuk pembangunan reaktor SMR di India. Keberhasilan atau kegagalan inisiatif ini akan menjadi cermin bagi masa depan kebijakan energi nuklir di dunia.