BENGKELSASTRA.COM – KTT G7 yang digelar di Italia baru-baru ini menjadi sorotan tajam dunia internasional, bukan hanya karena ketegangan global yang meningkat, tetapi juga karena manuver politik mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang dikabarkan ogah ikut menandatangani pernyataan bersama terkait konflik Iran dan Israel. Sikap ini memicu berbagai spekulasi dan kritik, mengingat G7 merupakan forum strategis negara-negara maju yang selama ini memainkan peran penting dalam isu keamanan global.
Sikap Menyimpang Trump di Tengah Konsensus G7
Dalam pertemuan tahunan yang dihadiri para pemimpin dari tujuh negara industri utama dunia—Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Prancis, Jerman, Italia, dan Jepang—isu konflik Iran vs Israel menjadi agenda utama. Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah serangkaian serangan balasan antara militer Israel dan kelompok proksi Iran di berbagai wilayah, termasuk Suriah dan Lebanon.
Sebagian besar pemimpin G7 menyuarakan keprihatinan terhadap eskalasi konflik ini. Dalam draf pernyataan bersama, para pemimpin menyerukan “penahanan diri maksimal dari semua pihak dan penghentian segala bentuk provokasi militer yang bisa memicu perang skala penuh.” Namun, Trump—yang hadir sebagai tamu kehormatan sekaligus calon presiden AS dari Partai Republik—menolak menandatangani bagian tersebut.
Motif Politik Jelang Pemilu AS
Penolakan Trump ini dipandang banyak analis sebagai langkah politis menjelang Pemilu Presiden AS 2024. Sikap tidak ingin menandatangani pernyataan G7 soal Iran-Israel memperkuat citra tersebut
Namun demikian, langkah ini mengundang kritik dari kalangan diplomat dan pengamat hubungan internasional. Mereka menilai penolakan tersebut bisa mengirimkan sinyal keliru ke Iran dan sekutunya, serta memperlemah posisi koalisi Barat dalam menjaga stabilitas Timur Tengah.
Reaksi Para Pemimpin Dunia
Beberapa pemimpin G7 menyatakan kekecewaannya secara diplomatis terhadap sikap Trump. Presiden Prancis Emmanuel Macron menyebut pentingnya “kesatuan suara” dalam menghadapi ketegangan global. Sementara Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan bahwa G7 seharusnya menjadi platform untuk menunjukkan solidaritas, bukan justru panggung untuk perbedaan pandangan yang tajam.
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak bahkan secara implisit menyebut bahwa “setiap upaya untuk menjauhkan diri dari tanggung jawab global adalah langkah mundur.” Meski tidak menyebut nama Trump secara langsung, pernyataannya jelas mengarah pada kontroversi yang sedang berlangsung. Ini bukan pertama kalinya Trump menolak menandatangani kesepakatan bersama dalam forum internasional.