Bisnis

Menunggu Pengumuman The Fed, Nilai Rupiah Siap Menguat

Nilai tukar rupiah menguat 0,68% selama sepekan lalu di Rp15.340/US$ di pasar spot. Kinerja positif pekan lalu sekaligus mengakhiri pelemahan 5 pekan beruntun. Pada pekan ini, pengumuman suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat (AS), tepatnya pada Kamis (23/3) dini hari waktu Indonesia, bakal menjadi sentimen utama bagi rupiah.

Kolapsnya Silicon Valley Bank (SVB) dan dua bank lainnya, The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga acuannya yang juga bisa menguntungkan bagi rupiah. Berdasarkan perangkat FedWatch miliki CME Group pelaku pasar melihat ada probabilitas sebesar 80% The Fed akan menaikkan suku bunga 25 basis poin pada rapat Kamis. Sementara 20% probabilitas sisanya melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunganya.

Ekspektasi tersebut berbalik dengan cepat pasca kolapsnya SVB, sebelumnya pasar yakin The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin. Secara teknikal, rupiah sejauh ini masih mampu bertahan di bawah Rp 15.450/US$. Level tersebut merupakan Fibonacci Retracement 38,2%.

Sementara, indikator Stochastic pada grafik harian mulai keluar dari wilayah jenuh beli (overbought). Stochastic merupakanleading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayahoverbought(di atas 80) atauoversold(di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Sejauh tertahan di bawah level berupa Fibonacci Retracement 38,2% tersebut, rupiah berpotensi menguji support terdekat yang berada di rentang Rp15.320/US$ – Rp15.300/US$. Rupiah bisa menguat lebih jauh jika mampu menembus konsisten ke bawah level tersebut. Sedangkan, apabila tertahan di atas support, rupiah berpotensi melemah dan menguji kembali resistance Rp15.410/US$ – Rp15.450/US$.

Baca Juga:  Mobil Paling Murah Di Indonesia, Produksi Dan Penjualannya Dihentikan