Teknologi

Karyawan Google Mengirim Surat Terbuka Untuk Bos Besar

Sejumlah karyawan Google menyurati sang bos besar, Sundar Pichai. Surat itu berisi permintaan penanganan PHK berjumlah 12 ribu orang yang baru-baru ini dilakukan. Salah satu tuntutan karyawan adalah memprioritaskan pekerja yang diberhentikan untuk bisa kembali bekerja, baik di luar maupun dalam lingkungan Google. Selain itu juga meminta untuk membekukan perekrutan karyawan baru selama periode PHK.

“Tidak ada suara pekerja yang dipertimbangkan secara memadai dan kami tahu bahwa sebagai pekerja kami lebih kuat saat bersama-sama daripada sendirian,” tulis surat yang ditandatangani lebih dari 1.400 pekerja tersebut. Dalam salah satu bagian penutup, mereka juga mengingatkan perusahaan untuk tak jadi jahat, seperti tagline raksasa teknologi pada umumnya ‘don’t be evil’.

“Kami mengimbau Anda dan Alphabet secara lebih luas membuat komitmen publik penting ini. Perusahaan telah lama menggembar-gemborkan komitmen melakukan hal yang benar bagi pengguna dan pekerja, dan komitmen ini menunjukkan bahwa Alphabet mematuhi Kode Etik: Jangan Menjadi Jahat,” kata surat tersebut.

Baik Google dan Alphabet Workers Union tidak segera menanggapi permintaan komentar dari BusinessInsider. PHK Google terjadi pada Januari lalu. Pichai, saat itu, mengakui bahwa keputusan tersebut merupakan tanggung jawabnya secara penuh.

Berikut isi surat dari karyawan Google yang dikutip dari Business Insider, Senin (20/3/2023):

Sundar,

Dampak keputusan Alphabet mengurangi pekerjanya bersifat global. Tidak ada suara yang dipertimbangkan secara memadai dan kami tahu bahwa sebagai pekerja kami lebih kuat bersama dibandingkan sendirian. Inilah yang membua kami datang bersama dari seluruh dunia untuk didengarkan. Secara khusus, kami meminta komitmen publik dari Anda:

1. Bekukan seluruh proses perekrutan baru selama PHK.

2. Beri prioritas untuk memperkerjakan kembali pegawai Alphabet yang sudah di-PHK baru-baru ini. Mengutamakan opsi transfer internal, memprioritaskan akses pekerjaan tanpa perlu wawancara ulang dan setuju untuk menyepakati paket pesangon yang adil.

Baca Juga:  Chatbot AI Google Bard dan Bing Salah Informasi Saat Menjawab Pertanyaan

3. Lindungi rekan kerja kami dari negara konflik aktif atau krisis kemanusiaan (seperti Ukraina, Rusia, dll). Jangan memberhentikan pegawai yang mengharuskan kembali ke negara yang tidak aman atau tidak stabil. Beri dukungan ekstra untuk ini dan pekerja yang berisiko kehilangan izin tinggal: bantu cari pekerjaan, internal dan eksternal, dan beri cuti yang memadai.

4. Menghormati cuti yang dijadwalkan (Maternity, Baby Bonding, Carer’s and Bereavement) dan tidak memberikan pemberitahuan hingga cuti berakhir. Pekerja diberi pemberitahuan akan diberitahukan secara langsung dan akan diberi kesempatan mengucapkan selamat tinggal pada rekan kerjanya.

5. Memastikan tidak ada efek diskriminatif berdasarkan jenis kelamin, identitas gender, umur, orientasi seksual, ras atau etnis, kasta, status veteran, agama dan disabilitas.

Kami mengimbau Anda dan Alphabet secara lebih luas membuat komitmen publik untuk hal yang krusial ini. Perusahaan telah lama menggembar-gemborkan komitmen melakukan hal yang benar bagi pengguna dan pekerja, dan komitmen ini menunjukkan bahwa Alphabet mematuhi Kode Etik: Jangan Menjadi Jahat. Kami tahu permintaan ini sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Anda untuk memenuhinya.