Teknologi

Enzim yang Bisa Ubah Udara Jadi Energi Telah Ditemukan Ilmuwan

Ilmuwan baru-baru ini menemukan enzim yang bisa mengubah udara menjadi energi. Para ahli menemukan enzim tersebut melalui sepupu bakteri pemicu tuberkulosis dan lepra.
Dilansir dari Bengkelsastra, enzim yang ditemukan tersebut disebut mampu mengubah hidrogen jadi listrik. Dengan penemuan ini, potensi sumber energi yang baru semakin terbuka luas.

Para ilmuwan mengatakan, enzim tersebut bisa digunakan untuk menciptakan sumber energi baru yang bersih dari udara yang tipis. Sebenarnya hal ini sudah diketahui sejak lama, namun ilmuwan kini sudah mengetahui prosesnya. Enzim tersebut diberi nama Huc dan dimanfaatkan oleh bakteri bernama Mycobacterium Smegmatis untuk menarik energi dari hidrogen atmosfer. Dengan proses ini, bakteri tersebut mampu bertahan di lingkungan ekstrem dan minim nutrisi.

Dari ekstraksi dan analisis yang dilakukan menggunakan enzim tersebut, para peneliti berhasil menemukan sumber energi baru yang bisa digunakan untuk memberi daya berbagai perangkat listrik portabel kecil. Penemuan soal enzim Huc tersebut telah diterbitkan di jurnal Nature pada 8 Maret 2023 lalu.

“Kami membayangkan bahwa sumber daya yang mengandung Huc dapat memberi daya pada berbagai perangkat portabel kecil menggunakan udara, termasuk sensor biometrik, monitor lingkungan, jam digital, dan kalkulator atau komputer sederhana,” kata penulis utama, Rhys Grinter kepada Live Science, dikutip Kamis (9/3/2023).

Grinter menjelaskan, ketika enzim Huc diberi banyak hidrogen pekat, maka lebih banyak arus listrik yang dihasilkan. Dengan demikian, enzim tersebut bisa dipakai dalam sel bahan bakar untuk alat-alat yang lebih kompleks, misalnya jam tangan pintar, ponsel pintar, komputer jinjing, sampai mungkin juga mobil.

M smegmatis merupakan bakteri bersifat nonpatogen yang tumbuh cepat. Para ilmuwan menggunakan bakteri ini untuk mempelajari struktur dinding sel dari kerabat dekatnya yang menyebabkan penyakit, yaitu Mycobacterium tuberculosis.

Baca Juga:  Andrey Botikov Seorang Ilmuwan Rusia Penemu Vaksin COVID-19 yang Tewas Dibunuh

Umumnya, M smegmatis dapat ditemukan di tanah di seluruh dunia. Dari penelitian yang dilakukan para ilmuwan menemukan fakta bahwa enzim Huc mempunyai struktur yang disebut sebagai situs aktif yang mengandung ion bermuatan nikel dan besi.

Ketika molekul hidrogen yang terdiri atas dua proton dan dua elektron memasuki situs aktif, mereka akan terperangkap di antara ion nikel dan besi lalu kehilangan elektronnya. Selanjutnya, enzim tersebut mengirimkan elektron-elektron itu bersama dalam aliran yang mengalir untuk menghasilkan arus listrik.

“Jika kita melumpuhkan Huc pada elektroda, elektron dapat memasuki rangkaian listrik dari permukaan enzim dan menghasilkan arus,” kata Grinter. “Huc dapat mengekstraksi energi dari hidrogen di udara, yang secara efektif tidak terbatas,” tambahnya.

Lebih lanjut, Grinter mengatakan jumlah listrik yang bisa dihasilkan dari konsentrasi rendah hidrogen cukup sederhana. Dengan demikian, hal tersebut akan membatasi penerapan Huc pada perangkat yang membutuhkan daya dalam jumlah kecil namun berkelanjutan. Kendati demikian, di sisi lain penggunaan enzim Huc bisa berfungsi sebagai pelengkap di sel bahan bakar yang di dalamnya terdapat konsentrasi hidrogen lebih tinggi.