Internasional

Dunia Terancam Perang Nuklir, Putin Tempatkan Nuklir Di Belarusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan akan menempatkan senjata nuklir taktis Rusia di negara tetangga sekaligus sekutu, Belarusia. Ancaman ini membuat Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memberikan respons. Biden mengatakan langkah yang itu sebagai sesuatu yang berbahaya. Ini menurutnya akan menimbulkan kekhawatiran baru negara-negara kawasan.

“Ini perbincangan yang berbahaya,” kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih seperti dilansir AFP, Minggu (2/4/2023). “Mengkhawatirkan.” lanjut Biden dengan tegas. Sayangnya ia tak berpendapat banyak. Meski begitu, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menegaskan AS terus memantau pergerakan Rusia. “Kami terus memantau ini dengan sangat, sangat dekat,” katanya.

Intelijen AS memperingatkan bahwa Putin kemungkinan akan meningkatkan lebih lanjut persenjataan rudal berkemampuan nuklir jarak jauh Kremlin. Rusia akan melakukan bank cara guna mencegah Kyiv dan sekutu Baratnya yang kuat. “Kerugian besar bagi pasukan daratnya dan pengeluaran besar-besaran amunisi berpemandu presisi selama konflik telah menurunkan kemampuan konvensional berbasis darat dan udara Moskow dan meningkatkan ketergantungannya pada senjata nuklir,” tulis komunitas intelijen AS dalam 35 halaman.

Sebelumnya, Putin memerintahkan penyebaran senjata nuklir taktis Rusia di Belarusia. Ia menyebut langkah ini merupakan hal yang biasa dan tidak melanggar kaidah internasional, sama dengan manuver AS yang telah menempatkan nuklir di negara-negara Eropa. “Kami tidak akan menyerahkan kendali senjata nuklir. AS tidak menyerahkannya kepada sekutunya. Kami pada dasarnya melakukan hal yang sama (para pemimpin AS) telah lakukan selama satu dekade,” kata Putin dikutip Bengkelsastra International.

Senjata nuklir taktis diartikan sebagai senjata nuklir yang digunakan untuk keuntungan taktis tertentu di medan perang, alih-alih meratakan suatu kota atau wilayah. Hanya sedikit pihak yang tahu persis berapa banyak yang dimiliki Rusia karena kerahasiaan. Namun menurut Reuters, jika dibanding AS, Rusia memang memiliki keunggulan jumlah. Bahkan sangat besar dibanding aliansi militer NATO sekalipun.

Baca Juga:  Usai Minum Sari Apel Yang Terkontamintasi, 16 Orang Dinyatakan Tewas Di Rusia

AS sendiri yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 hulu ledak taktis yang berfungsi, 10 kali lebih banyak dari Washington. Hulu ledak ini dapat dikirim melalui berbagai rudal, torpedo, dan bom gravitasi dari angkatan laut, udara, atau darat bahkan bisa didorong ke suatu daerah dan diledakkan. AS pun sebenarnya juga memiliki banyak. Negeri itu diketahui memiliki sekitar 200 senjata semacam itu, di mana setengahnya berada di pangkalan di Eropa.

Bom nuklir B61 setinggi 12 kaki ini, dengan hasil berbeda dari 0,3 hingga 170 kiloton, dikerahkan di enam pangkalan udara. Ini tersebar di Italia, Jerman, Turki, Belgia, dan Belanda. Di Rusia, keputusan akhir dalam hal penggunaan senjata nuklir, baik strategis maupun non-strategis, dalam doktrin nuklir negeri itu, adalah presiden. Untuk mempersiapkan serangan, kemungkinan Putin akan berkonsultasi dengan sekutu senior dari Dewan Keamanan Rusia sebelum memerintahkan, melalui staf umum.

Hulu ledak akan digabungkan dengan kendaraan pengiriman. Lalu disiapkan untuk perintah peluncuran potensial. Ketika Uni Soviet runtuh pada tahun 1991, Rusia memiliki sekitar 22.000 senjata nuklir taktis. Tak hanya di Rusia, ini tersebar di Belarusia, Ukraina dan Kazakhstan yang mewarisi persenjataan Soviet.