PUISI INI DIBACA
Oleh: Galeh Pramudianto
Oleh: Galeh Pramudianto
aku coba baca
langit dan gunung, ada pesawat terbang dan gedung. puisi ini dibaca di
apartemen, di rel kereta, jembatan, trotoar, perempatan jalan, rumah tetangga,
teras lantai dua, lapangan bola, dapur, kamar tidur, meja makan, ruang televisi,
tempat peribadatan, plaza, pasar, pedestrian, parkiran, pendopo rumah teman,
kolam renang, pusat kebugaran, halte yang basah, apotik, pelabuhan, stasiun,
terminal, eskalator, lift, bangsal, kuburan, dermaga, rumah susun, halte,
hotel, indekos, kebun binatang, museum, toko sebelah, pasar, mall, kontrakan,
lorong kampus, kantin, lapangan futsal, kamar mandi, pasar malam, pasar ikan,
angkringan, pasar swalayan, lobi kantor, basement,
panggung kesenian, gedung teater, perpustakaan, gedung konser, bioskop, layar
tancap, orkes senyap, hajatan nikah, sunatan dan pesta ulang tahun penghapus.
puisi ini
ditulis di telapak tanganku, kamu hapus dengan keringat dari permukaan
tanganmu.
puisi ini kamu
baca lagi dari bayangan daki kulitku. dibaca di taman, air mancur, tempat
sampah organik, non organik, di lomba-lomba, di dalam layar, komputer, telpon
genggam, gawai, mesin tik, sabun mandi, deterjen, bak mandi, ayunan, perosotan,
karpet ruang keluarga, samping remote tv, di atas radio, di bawah rak buku dan
di balik kertas warna hitam.
puisi ini dibaca di
sidik jari, menuju nubuat mukjizat keringatmu.
Cileungsi, 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar